Senin, 26 April 2010

Berdo'a ; Kunci Kesembuhan Yang Terhebat

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Al Mu'min, 40:60)
Menurut Al Qur'an, doa, yang berarti "seruan, menyampaikan ungkapan, permintaan, permohonan pertolongan," adalah berpalingnya seseorang dengan tulus ikhlas kepada Allah, dan memohon pertolongan dari-Nya, Yang Mahakuasa, Maha Pengasih dan Penyayang, dengan kesadaran bahwa dirinya adalah wujud yang memiliki kebergantungan. Penyakit adalah salah satu dari contoh tersebut yang dengannya manusia paling merasakan kebergantungan ini dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Tambahan lagi, penyakit adalah sebuah ujian, yang direncanakan menurut Hikmah Allah, yang terjadi dengan Kehendak-Nya, dan sebagai peringatan bagi manusia akan kefanaan dan ketidaksempurnaan kehidupan ini, dan juga sebagai sumber pahala di Akhirat atas kesabaran dan ketaatan karenanya.
Sebaliknya mereka yang tidak memiliki iman, meyakini bahwa jalan kesembuhan adalah melalui dokter, obat atau kemampuan teknologi mutakhir dari ilmu pengetahuan modern. Mereka tidak pernah berhenti untuk merenung bahwa Allah-lah yang menyebabkan keseluruhan perangkat tubuh mereka untuk bekerja di saat mereka sedang sehat, atau Dialah yang menciptakan obat yang membantu penyembuhan dan para dokter ketika mereka sakit. Banyak orang hanya kembali menghadap kepada Allah di saat mereka sadar bahwa para dokter dan obat-obatan tidak memiliki kesanggupan. Orang-orang yang berada pada keadaan tersebut memohon pertolongan hanya kepada Allah, setelah menyadari bahwa hanya Dialah yang dapat membebaskan mereka dari kesulitan. Allah telah menyatakan pola pikir ini dalam sebuah ayat:
Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. (QS, Yunus, 10:12)
Padahal sesungguhnya, sekalipun dalam keadaan sehat, atau tanpa cobaan atau kesulitan lain, seseorang wajib berdoa dan bersyukur kepada Allah atas segala kenikmatan, kesehatan dan seluruh karunia yang telah Dia berikan.
Inilah satu sisi paling penting dari doa: Di samping berdoa dengan lisan menggunakan suara, penting pula bagi seseorang melakukan segala upaya untuk berdoa melalui perilakunya. Berdoa dengan perilaku bermakna melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk mencapai harapan tertentu. Misalnya, di samping berdoa, seseorang yang sakit sepatutnya juga pergi ke dokter ahli, menggunakan obat-obatan yang berkhasiat, dan menjalani perawatan rumah sakit jika perlu, atau perawatan khusus dalam bentuk lain. Sebab, Allah mengaitkan segala sesuatu yang terjadi di dunia ini pada sebab-sebab tertentu. Segala sesuatu di dunia dan di alam semesta terjadi mengikuti sebab-sebab ini. Oleh karena itu, seseorang haruslah melakukan segala hal yang diperlukan dalam kerangka sebab-sebab ini, sembari berharap hasilnya dari Allah, dengan kerendahan diri, berserah diri dan bersabar, dengan menyadari bahwa Dialah yang menentukan hasilnya.
Pengaruh menguntungkan dari keimanan dan doa bagi orang sakit, dan bagaimana hal ini dapat mempercepat penyembuhan adalah sesuatu yang telah menarik perhatian dari dan dianjurkan oleh para dokter. Dengan judul "God and Health: Is Religion Good Medicine? Why Science Is Starting to Believe" [Tuhan dan Kesehatan: Apakah Agama Adalah Obat Yang Baik? Mengapa Ilmu Pengetahuan Mulai Percaya], majalah terkenal Newsweek terbitan tanggal 10 November 2003 mengangkat pengaruh agama dalam penyembuhan penyakit sebagai bahasan utamanya. Majalah tersebut melaporkan bahwa keimanan kepada Tuhan meningkatkan harapan pasien dan membantu pemulihan mereka dengan mudah, dan bahwa ilmu pengetahuan mulai meyakini bahwa pasien dengan keimanan agama akan pulih lebih cepat dan lebih mudah. Menurut pendataan oleh Newsweek, 72% masyarakat Amerika mengatakan mereka percaya bahwa berdoa dapat menyembuhkan seseorang dan berdoa membantu kesembuhan. Penelitian di Inggris dan Amerika Serikat juga telah menyimpulkan bahwa doa dapat mengurangi gejala-gejala penyakit pada pasien dan mempercepat proses penyembuhannya.
Menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Michigan, depresi dan stres teramati pada orang-orang yang taat beragama dengan tingkat rendah. Dan, menurut penemuan di Universitas Rush di Chicago, tingkat kematian dini di kalangan orang-orang yang beribadah dan berdoa secara teratur adalah sekitar 25% lebih rendah dibandingkan pada mereka yang tidak memiliki keyakinan agama. Penelitian lain yang dilakukan terhadap 750 orang, yang menjalani pemeriksaan angiocardiography [jantung dan pembuluh darah], membuktikan secara ilmiah "kekuatan penyembuhan dari doa." Telah diakui bahwa tingkat kematian di kalangan pasien penyakit jantung yang berdoa menurun 30% dalam satu tahun pasca operasi yang mereka jalani.
Sejumlah contoh doa yang disebutkan dalam Al Qur'an adalah:
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (QS. Al Anbiyaa', 21:83-84)
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (QS. Al Anbiyaa', 21:87-88)
Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. (QS. Al Anbiyaa', 21:89-90)
Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami: maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan (adalah Kami). (QS. Ash Shaaffaat, 37:75)
Sebagaimana telah disebutkan, doa tidak semestinya hanya dilakukan untuk menghilangkan penyakit, atau kesulitan-kesulitan duniawi lainnya. Orang beriman yang sejati haruslah senantiasa berdoa kepada Allah dan menerima apa pun yang datang dari-Nya. Kenyataan bahwa sejumlah manfaat doa yang diwahyukan di dalam banyak ayat Al Qur'an kini sedang diakui kebenarannya secara ilmiah, sekali lagi mengungkapkan keajaiban yang dimiliki Al Qur'an.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al Baqarah, 2:186)

Sumber : www.HarunYahya.com
Baca Selengkapnya... - Berdo'a ; Kunci Kesembuhan Yang Terhebat

TANDA DARI IMAN DAN AKAL SEHAT adalah PERCAYA DIRI

Mohon informasikan segala koreksi dan perbaikan yang Anda temui.

Allah menunjukkan tujuan di balik kehidupan dunia ini dalam ayat 2 dari Surat al-Mulk, “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. 67:2)” Tanpa ada pengecualian, karena itu, semua orang mengalami ujian.Banyak orang, bagaimanapun, lupa bahwa tujuan di balik kehadiran mereka di dunia ini adalah untuk diuji oleh Allah. Orang-orang yang menyibukkan diri mereka dengan urusan-urusan dangkal dari kehidupan dunia ini dan yang mencari harta, kekayaan dan kesenangan sementara di dunia sebagai seluruh tujuan mereka dalam hidup, daripada menggunakan mereka untuk memperoleh Ridha Allah, melengkapi kehidupan singkat mereka tanpa pernah memegang kebenaran yang Allah telah ungkapkan dalam Al-Quran dan mati dalam keadaan keadaan Jahil. Kenyataannya adalah, bagaimanapun, bahwa "kehidupan nyata" adalah kehidupan kekal kita di Akhirat. Kehidupan dunia ini adalah tempat kita diuji untuk waktu singkat. Allah menyatakan dalam beberapa ayat Al-Qur'an bagaimana kebanyakan orang mengabaikan kebenaran ini dan berpaling dari jalan yang Dia telah memanggil mereka:

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah) (QS. 6:116)”

Kecuali orang-orang yang menggunakan kehendak bebas dan hati nurani, mereka mungkin jatuh ke dalam kesalahan berpikir "aku harus melakukan apa pun yang orang lain kebanyakan lakukan." Ini adalah salah satu metode yang digunakan setan untuk mengalihkan manusia dari jalan Allah. Ketika ia sedang dikeluarkan dari surga untuk kebanggaan dan kelebihan, setan bertanya kepada Allah untuk suatu periode waktu di mana untuk menyesatkan orang dan bersumpah bahwa dia akan menyesatkan banyak dari mereka. Ayat-ayat berikut Al-Qur'an menggambarkan:

Allah berfirman: Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, (QS. 15:34)

dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat. (QS. 15:35)

Berkata iblis: Ya Rabbku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan. (QS. 15:36)

Allah berfirman: (Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang yang diberi tangguh, (QS. 15:37)

sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan. (QS. 15:38)

Iblis berkata: Ya Rabbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan masiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, (QS. 15:39)

kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantara mereka. (QS. 15:40)

Sebagaimana dinyatakan dalam ayat-ayat ini, Tujuan setan sebenarnya adalah untuk menyesatkan semua orang. Setan, dengan se izin Allah yang mencoba untuk tercapainya tujuan jahat ini, sebenarnya adalah makhluk di bawah kekuasaan Allah dan melakukan segala yang dilakukannya dengan kehendak-Nya. Allah telah menciptakan setan sebagai kekuatan negatif untuk menguji manusia. tugas daripada Setan adalah berperan dalam orang-orang yang telah diciptakan untuk berakhir di Neraka tempat mereka berasal. Sebagai tanggapan terhadap hal ini, Allah telah memberikan manusia hati nurani yang perintah kebaikan dan keindahan, dan telah sama sekali waktu ditunjukkan jalan orang-orang yang benar melalui Kitab Suci dan para nabi.

Setan bisa mengambil berbagai samaran saat ia mengundang orang ke dalam api neraka. Dia mungkin akan muncul bagi satu orang sebagai teman seharusnya dan mengundang dia untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Al-Qur'an atau datang dengan dalih baginya untuk menampilkan nilai-nilai moral yang buruk. Yang tersisa tidaklah terpengaruh oleh bujukan ini dan untuk memilih cara yang baik, "bahkan jika orang kebanyakan pergi bersama-sama dengan mere" adalah tanda iman dan kebijaksanaan. Allah menggunakan setan untuk menguji orang-orang dalam semua jalan, dan mereka semua adalah ujian bagi Takdir orang-orang itu sendiri. Jalan orang-orang yang beriman, sadar akan tipu muslihat setan untuk menipu dan memperdayakan orang, dan tidak pernah menyimpang dari jalan yang benar, digambarkan sebagai berikut dalam Al Qur'an:

"Katakanlah: Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan dikembalikan ke belakang sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): Marilah ikuti kami. Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Rabb semesta alam, (QS. 6:71)

Sebagaimana tercantum dalam ayat, ketika seseorang muncul dalam bentuk seorang teman dan mengeluarkan ajakan yang buruk "Ikutlah kepada kita, jalan yang benar" orang yang sebenarnya sedang digoda diharapkan masuk perangkap setan yang ditujukan untuk memujudkan mencapai tujuannya. Hal Ini ditetapkan sebagai berikut dalam ayat 38 dari QS An-Nisa, “Dan barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu teman yang seburuk-buruknya. (QS. 4:38)”. orang-orang yang Beriman harus berhati-hati untuk menghindari jatuh ke dalam perangkap tipu daya setan dan tahu semua perintah yang dikeluarkan oleh Allah. Karena orang-orang beriman bertindak dalam pengetahuan bahwa semua panggilan datang dari Allah dan melihat kebaikan dan keindahan yang besar dalam hal ini, Mereka menyadari bahwa mereka sedang diuji pada saat itu dan memilih jalur selaras dengan Al Qur'an. Dengan cara yang sama bahwa kita tidak sengaja melompat ke sebuah lubang di jalan atau masuk ke dalam amukan api, sehingga orang harus tidak menghiraukan bisikan-bisikan setan yang tidak pernah menyadari telah berjalan menyusuri jalan ke neraka yang telah mengundangnya.

Dengan membuat tidak ada alasan untuk mematuhi Allah yang telah diungkapkan secara nyata kebenaran tersebut dalam Al Qur'an, orang-orang beriman menyadari berbagai sarana yang Setan telah coba untuk mendekati mereka adalah ujian yang diciptakan oleh Allah dan segera mengambil bentuk perilaku yang terbaik sesuai dengan Qur'an. Mereka tahu bahwa satu-satunya cara untuk menjadi Hamba yang baik adalah dengan mematuhi Al-Qur'an dan Nabi kita (SAW), dan selalu berakhlak baik agar layak masuk surga.

Sumber : www.HarunYahya.com

Baca Selengkapnya... - TANDA DARI IMAN DAN AKAL SEHAT adalah PERCAYA DIRI

Ingatlah...!! ALLAH Maha Pencipta

Biaya pendidikan, rapat bisnis, kontrak dengan perusahaan penjaga kebersihan, dokumen tender yang harus diselesaikan, cicilan furnitur bulanan, tagihan listrik, tagihan telepon, perubahan cetak biru arsitektur yang harus diceritakan, hari terakhir polis asuransi, berbelanja.

Berapa banyak hal-hal yang menurut kita “jangan sampai lupa” sepanjang hari! Anda mungkin memasang catatan pengingat disuatu tempat supaya tidak melupakan hal-hal tersebut. Pada saatnya, bahkan kitapun khawatir kalau kita lupa….

Apa yang anda lakukan bila kami sebutkan hal-hal yang terlupakan oleh anda yang lebih penting dari hal-hal tersebut?

Suatu saat ketika anda lahir kedunia…. Pertama kali anda masuk sekolah…. Lalu kedewasaan... memiliki pekerjaan, teman dan keluarga…. Tanggung jawab… ketika anda mengingat itu semua, apakah anda memikirkan hal mendasar yang jauh lebih penting? ‘Untuk apa saya hidup?... Akan dibawa kemana hidup saya?... Sejauh mana aku mengenal penciptaku, ALLAH ?... Apakah aku memenuhi kewajibanku terhadap-NYA?...’ Terlebih lagi, apakah anda selalu mengingat pertanyaan-pertanyaan tersebut dan jawabannya di dalam pikiran anda? Manusia adalah makhluk pelupa. Kecuali dia bersungguh-sungguh, dia akan berpaling dari pertanyaan-pertanyaan ini, yang seharusnya ia fikirkan. Apa yang kita lihat dari hal ini, tentu saja, bukan lupa yang biasa kita lakukan sepanjang hidup kita. Ini lebih merupakan ketidak pedulian, yang muncul sebagai akibat dari kegagalan berfikir, tidak memperhatikan atau melupakan kenyataan, meskipun sesungguhnya ia sangat menyadari hal itu.

Hal terpenting yang membuat orang lupa adalah bahwa segala sesuatu pasti ada penciptanya dan dia bertanggung jawab terhadapnya. ALLAH menyebutkan rasa tanggung jawab ini dalam Al-Qur’an:

Dan aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (QS. Adz Dzariyaat: 56)

Memang, kewajiban utama manusia adalah beribadah kepada ALLAH dengan ibadah yang sebaik-baiknya. Sebagian orang berfikir mereka bisa menghindari kenyataan dengan melupakan hal tersebut. Melupakan, bagaimanpun, tidak membebaskan tanggung jawab orang tersebut. Cepat atau lambat, manusia pasti akan mati, hal itu terjadi sebelum hari perhitungan dan sebagai hasilnya, akan hidup abadi di dalam surga atau neraka.

JANGAN PERNAH LUPA! TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH

Eksistensi dari pengaturan yang sempurna dalam jagad raya adalah kenyataan yang tidak terbantahkan. Setiap 300 juta lebih galaxy memiliki 300 juta bintang, dan setiap yang ada di dalamnya memiliki keseimbangan. ALLAH menciptakan keteraturan ini dan memeliharanya setiap waktu.

ALLAH menciptakan dunia yang kita tinggali ini dengan kondisi yang sangat sesuai untuk hidup. Jarak antara bumi dengan matahari, tingkat oxygen yang ada di atmosfir, kekuatan gravitasi dan ratusan kehidupan penyeimbang penting lainnya yang diatur dan disusun oleh ALLAH . Dia mengungkapkan kebenaran ini dalam ayat Al-Qur’an:

Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malan dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-NYA lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari (Surat Faathir, 13)

Semua yang ada di muka bumi ada atas kehendak ALLAH . Seseorang yang anda anggap sanat penting atau yang memiliki kekuatan besar, yang terlihat oleh mata anda, sesungguhnya tidak memiliki kekuatannya sendiri. Dan itulah yang terjadi, takut atau menghargai manusia dengan cara takut kepada Allah , atau mencintai orang lain dengan cara mencintai ALLAH , merupakan mengerikan jika menyamakan dengan NYA:

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tangingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaiman mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbiat lalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-NYA (Surat Al-Baqara, 165)

Orang yang mengetahui kebenaran ini memahami bahwa tidak ada hal lain selain Allah yang harus ditakuti. Dia tahu bahwa tidak ada seorang pun yang layak untuk ditakuti, dibutuhkan atau ditujukan, selain daripada Allah. Dia akan berusaha untuk mendapatkan keridho’an Allah.
Allah sangat dekat kepada setiap makhluk, dan mencakup semuanya. Dia bersama anda ketika anda menonton film ini. Dia melihat anda dan tahu apa yang anda fikirkan. Hal ini diungkapkan dalam Al-Qur’an bahwa tidak ada yang bisa di sembunyikan dari-NYA:

Kamu tidak berada suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur’an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarah (atom) di bumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Surah Yunus, 61)

Dalam kehidupan di dunia ini, Allah memberikan kehidupan yang lama kepada manusia untuk belajar dari pengingat-pengingat yang di berikan Allah. Dasarnya, ada banyak hal yang terjadi pada setiap orang dalam perjalanan hidupnya yang bertindak sebagai pengingat. Sebagai contoh, kematian-kematian yang di laporkan dalam berita atau yang kita saksikan sendiri harus dianggap sebagai peringatan. Dengan contoh ini, Allah mengingatkan kita bahwa kita juga akan menemui kematian setiap saat.

Manusia bisa menjadikan ini sebagai pengingat agar selalu beribadah kepada Allah, atau melupakan semua nasehat-nasehat ini dan mengesampingkannya. Namun, tanpa terkecuali semua orang dengan cepat menuju hari ketika ia akan bertanggung jawab kepada Tuhannya.

Allah, Dia yang tidak pernah lupa, akan mengumpulkan semua orang untuk perhitungan.

Jangan lupa bahwa peringatan yang kamu dengar mungkin merupakan peringatan terakhir dari Tuhanmy, kesempatan terakhirmu. Ayat 19 dari Surat ke-59 mengungkapkan:

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik (Surat Al-Hasyr, 19)

Jika anda tidak ingin menderita karena siksaan, ingatlah bahwa satu-satunya cara untuk selamat dari hukuman adalah dengan bertobat dan menjadi hamba Alalh sejati.

Sumber : www.HarunYahya.com
Baca Selengkapnya... - Ingatlah...!! ALLAH Maha Pencipta

Teman Sejati Yang Paling Baik ; ALLAH

Allah memberikan banyak berkah bagi hamba-hamba-Nya dan menciptakan kehidupan di bumi ini sebagai tahapan ujian bagi mereka. Setiap ketentuan akan mereka butuhkan, dan seperti, telah disiapkan untuk mereka jauh sebelum manusia bahkan diciptakan. Udara yang mereka hirup, burung-burung yang terbang di langit (masing-masing lebih indah daripada yang lain), tanaman yang tumbuh begitu cantik dan dalam keragaman yang tak terhitung jumlahnya, bunga-bunga yang mekar yang sangat indah, unik dan membawa kegunaan, orang-orang yang mereka cintai, yang paling cantik dan lucu, Ciptaan Allah yang membuat hati mereka menjadi sangat bahagia, sebuah sistem keseimbangan yang sempurna, dan banyak makhluk yang lebih spesifik, diciptakan oleh Allah hanya untuk diri-Nya.

Manusia menemukan segala sesuatu yang mereka butuhkan telah disiapkan ketika mereka memulai kehidupan ini. Mereka semua diberikan berkah dengan begitu banyak kenikmatan. Semuanya sesuai dengan ukuran mereka dan kondisi kehidupannya. Buah-buahan, makanan, dan bahkan seluruh dunia, dengan setiap perinciannya, sangat sesuai untuk kondisi kehidupan manusia. Namun, manusia hampir tak pernah menunjukkan upaya untuk mendapatkan ini. Mereka dihadapkan dengan keseimbangan yang sangat baik dan harmonis. Semua ini diciptakan oleh Allah sampai detail terkecil. Selain itu, untuk kehidupan di bumi, yang merupakan ujian ini, Allah mengirimkan kitab suci melalui nabi-Nya yang berisi segala sesuatu di dalamnya yang di jadikan sebagai pedoman bagi hamba-hamba-Nya. Kitab suci ini mengandung setiap permasalahan yang menjadi acuan bagi manusia dan yang secara jelas menjelaskan cara mencapainya kepada Allah: "... Tiadalah Kami alpakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Rabblah mereka dihimpunkan. (QS. 6:38)

Allah menurunkan panduan ini, yaitu kitab suci, untuk membedakan yang benar dan salah, yang menggambarkan perilaku yang sesuai dengan kemauan Allah, yang penuh hikmah, dan yang benar-benar menjelaskan setiap masalah yang perlu diketahui:
Alif, laam raa.(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Rabb mereka, (yaitu) menuju jalan Rabb Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS. 14:1)
Untuk manusia yang mengetahui bahwa semua telah dipersiapkan dengan rincian yang paling komprehensif, itu adalah tugas mereka untuk hidup sesuai dengan tuntunan moral Al Quran dan berdasarkan atas perintah Allah dan nilai-nilai yang Allah berikan. Sebagai hamba yang berpaling kepada Allah, dimana Allah adalah Teman sejatinya dan untuk siapa Dia menciptakan detail-detail yang paling indah dengan kebijaksanaan-Nya yang tak ada habisnya, adalah penting untuk membentuk hidupnya sesuai dengan tuntunan Allah, yang menjadi Pelindungnya. hanyalah Allah, yang disukai, yang harus diingat, yang ditinggikan, yang bisa dipercaya, yang paling Terpuji, dan yang menjadi Teman sejati mereka karena Dia telah menganugerahkan semuanya kepada manusia bahkan sebelum manusia mengetahuinya. Allah adalah satu-satunya Pelindung bagi mereka yang tahu bahwa Allah merupakan satu-satunya Teman, yang menjadi tempat berlindung dalam kekuasaan dan kekuatanNya, dan yang percaya kepada kebijaksanaan-Nya yang maha Tinggi serta RahmatNya.

Seseorang yang tahu bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah adalah baik, mempunyai manfaat, dan sebagai tanda- tanda dari kebijaksanaannya yang maha tinggi, hanya akan percaya kepada TuhanNya dan hanya akan berlindung kepadaNya. Oleh karena itu, dunia ini hanyalah dibuat sebagai tahapan ujian, salah satu ciri mendasar dari seorang beriman yaitu harus beriman kepada Allah. Iman kepada Allah adalah kepercayaan seseorang kepada Allah dan menerima Dia sebagai wakil kepercayaan-Nya. Ini adalah syarat bagi keImanan yaitu untuk memiliki kepercayaan yang mendalam kepada Allah jika seorang muslim mengakui bahwa setiap saat dan setiap peristiwa dimana ia berurusan telah diatur oleh Allah. Itu adalah salah satu sifat yang paling penting dari iman – yaitu untuk menunjukkan ketundukan kepada Allah yang menciptakan manusia ketika mereka tidak mempunyai apa-apa dan yang memberikan kepada sekeliling manusia dengan berkah-Nya di manapun. Tidak ada yang lain yang dapat diterima sebagai wakil selain Allah yang menciptakan kebaikan dengan ketetapan dan tuntunan moral yang baik yang takkan ada habisnya. Oleh karena itu, Allah adalah satu-satunya yang dapat diberikan kepercayaan bagi seorang Muslim yang hidup sesuai dengan tuntunan nilai-nilai Al Quran. Perintah Allah : "dan bertaqwalah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara. (QS. 33:3)

Sumber : www.HarunYahya.com
Baca Selengkapnya... - Teman Sejati Yang Paling Baik ; ALLAH